Selasa, 05 Juli 2011

Bagai benih

diambil dari Santapan Harian


Baca: Kisah Para Rasul 8:1b-3
Ada kontras dalam sikap orang yang ada di dalam perikop ini. Kelompok pertama adalah mereka yang melakukan penganiayaan hebat terhadap jemaat di Yerusalem (1b). Penganiayaan ini dimulai setelah kematian Stefanus. Saulus, yang semula terlihat hanya menjadi saksi mata peristiwa berdarah tersebut (1a), kemudian menjadi sangat agresif. Ia berupaya keras menangkap dan memenjarakan orang-orang Yerusalem, yang teridentifikasi sebagai pengikut Kristus (3). Sebelumnya perlawanan terhadap Injil diarahkan kepada para rasul, tetapi pada waktu itu orang-orang yang baru percaya menjadi sasaran mereka.
Kelompok kedua adalah yang disebut orang-orang saleh. Mereka meratapi kematian Stefanus dan menguburkan mayatnya (2). Tindakan mereka berisiko tinggi karena dengan demikian mereka akan dikenali sebagai pengikut Kristus. Nyawa mereka terancam. Namun mereka seolah tidak peduli. Kematian Stefanus tidak membuat mereka mundur dari apa yang seharusnya mereka lakukan. Terlihat juga kemudian, dikuburnya Stefanus bagai dikuburnya sebuah benih. Seolah mati, tetapi sesungguhnya sebuah proses pertumbuhan sedang terjadi hingga menghasilkan buah berkali-kali lipat banyaknya.
Kematian Stefanus karena dirajam menjadikan dia sebagai martir pertama. Di masa-masa berikutnya, banyak orang yang juga mati martir. Misalnya di negara-negara dengan dominasi agama atau politik tertentu, orang harus mempertaruhkan nyawa demi pekabaran Injil. Mungkin ada orang yang menyebut mereka bodoh, tetapi Injil tidak akan mati oleh karena kematian mereka. Buah dari kesaksian mereka niscaya terlihat kemudian karena Injil yang diberitakan akan hidup dalam diri orang-orang yang jadi percaya Kristus.
Sebab itu kita harus berdoa bagi mereka, yang mewartakan Injil di tempat-tempat berisiko tinggi seperti di medan perang, di area konflik berdarah, atau di suku-suku terbelakang. Jangan biarkan mereka berjuang sendirian, kita harus mendukung mereka yang berada di garis depan agar benih-benih Injil terus disebarkan dan banyak orang percaya Kristus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BPD GSJA NTT

Foto saya
Kota Kupang, NTT, Indonesia
BPD GSJA NTT beranggotakan lima orang yang telah terpilih pada Rapat BPD pada Tanggal 10 Mei 2012 dan menghasilkan : Pdt. John Adu,S.Th MA(Ketua BPD), Pdt. Paul Alfred Ndaumanu (Wakil Ketua), Pdt. Dian Lawalata, S.Th (Sekretaris) Pdt.Martha Taek (Bendahara), Pdt.Leonardus Sae(Komisaris).