Seperti Pandai Perak
Beberapa tahun lalu di Dublin, sekelompok wanita berkumpul untuk belajar Alkitab. Beberapa dari mereka sukar memahami ayat, "Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak...." (Mal 3:3)
Setelah melalui beberapa diskusi, akhirnya mereka memutuskan mengunjungi seorang pandai perak dan memintanya agar ia memperagakan cara memurnikan perak. Pandai perak itupun bersiap-siap melakukannya.
"Tetapi, Pak," kata seorang, " Apakah Bapak akan duduk terus selama proses pemurnian itu?"
"O,ya tentu saja," jawab sang pandai perak, "Saya harus tetap duduk dan mengawasi proses ini dengan mata tertuju pada permukaannya, karena bila waktu yang dibutuhkan melebihi sedikit saja, perak itu akan rusak."
Seketika itu juga, terbukalah pikiran mereka mengenai ayat itu. Saat mereka bersiap-siap meninggalkan tempat itu, sang pandai perak memanggil mereka dan berkata, "O,ya, satu hal lagi. Saya tahu kalau pekerjaan saya berhasil, bila saya melihat diri saya terefleksi melalui permukaan perak itu."
Sahabat, bukankah ini pula yang dilakukan Allah kita ? Ia menguji kita, Ia menguduskan kita. Ia mengijinkan kita melewati api pencobaan, supaya kita cemerlang seperti perak dan gambar Allah dalam diri kita! Jadi, hidup dalam Kristus tidak terlepas dari ujian ! Anda tidak bisa membuang kata ini dalam kamus hidup anda, karena Allah rindu anda cemerlang di hadapannya.
Tidak ada cara lain untuk memurnikan perak kecuali dengan dibakar! Seperti pandai perak, Allah mengamat-amati setiap proses ujian dan pemurnian perak. Ia tidak akan mengentas kita sebelum waktunya, dan Ia juga tidak akan membiarkan kita melebihi ambang pemurnian. Ia mengentas kita pada waktuNya, saat kilau kita mencapai titik optimum. Apabila kita menuruti rencanaNya untuk memurnikan kita, maka semua itu akan indah pada waktunya.
Iyus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar